Search

Punya Dana Rp20 Juta, Mau Beli iPhone 11 Pro Max atau Investasi Reksadana? - Bareksa.com

Bareksa.com - Apple Inc resmi memperkenalkan tiga iPhone barunya pada tanggal 10 September 2019 lalu. Ketiga iPhone baru tersebut adalah iPhone 11, iPhone 11 Pro, dan iPhone 11 Pro Max.

Mengutip Business Insider, harga termahal iPhone tersebut adalah iPhone 11 Pro Max dengan penyimpanan (storage) internal 512 GB senilai US$1.450 atau setara Rp20,3 juta (asumsi US$1 = Rp 14.000). Sementara Untuk model termurah, iPhone 11 ditawarkan dengan harga US$699 atau setara Rp9,79 juta (asumsi US$1 = R14.000).

Seperti biasa dalam dunia smartphone, jika muncul produk baru, maka produk lama akan mengalami penurunan harga. Decluttr, situs jual-beli ponsel bekas, menemukan harga ponsel iPhone lawas turun banyak setelah iPhone baru diluncurkan. Meski begitu, harga perangkat Android biasanya turun lebih cepat dari harga perangkat iOS.

Berdasarkan Decluttr, nilai iPhone akan turun 40 persen sebulan setelah dirilis. Sebagai contoh, Decluttr menunjukkan bahwa iPhone XS telah kehilangan 49 persen nilainya dalam 11 bulan, sekarang nilai jual kembalinya US$512 (Rp7,21 juta).

Berdasarkan riset Decluttr, rata-rata nilai Apple iPhone akan turun 30 persen ketika model-model terbaru diumumkan.

Sebagai barang yang memiliki umur ekonomis, maka wajar jika harga iPhone akan mengalami penurunan. Tapi tetap saja penurunan yang terjadi jika ada produk terbaru muncul terbilang cukup signifikan. Dengan harga termahal di atas Rp20 juta, mungkin sebagian orang akan berfikir "sayang banget duitnya" membeli produk yang harganya turun begitu cepat.

Padahal dengan uang Rp20 juta rupiah, kita bisa alihkan dana tersebut ke dalam sebuah investasi yang nilainya memiliki potensi untuk berkembang dan akan jauh lebih bermanfaat untuk kondisi keuangan kita di masa yang akan datang.

Memang investasi juga memilki risiko penurunan, namun potensi peningkatan nilai investasi juga cukup besar. Ada berbagai jenis investasi mulai dari yang memberikan fixed income seperti deposito, hingga yang memberikan return tinggi seperti saham atau reksadana.

Simulasi Investasi Reksadana

Sekarang, mari kita coba simulasikan jika uang Rp20 juta diinvestasikan ke dalam produk reksadana campuran dibandingkan untuk membeli sebuah iPhone 11.

Sebagai simulasi, kita gunakan kinerja historis salah satu produk reksadana campuran yang tersedia di Bareksa yang mencatatkan return tertinggi dalam tiga tahun terakhir.


Sumber: Bareksa

Jika kita menginvestasikan uang Rp20 juta tiga tahun lalu (tanpa ada tambahan investasi tiap bulannya) ke dalam produk reksadana campuran Sucorinvest Flexi Fund yang dikelola oleh PT Sucorinvest Asset Management, maka hasilnya akan tampak sebagai berikut :


Sumber: Bareksa

Berdasarkan simulasi di atas, dapat dilihat bahwa uang Rp20 juta yang diinvestasikan tiga tahun lalu ke dalam produk tersebut berhasil tumbuh menjadi Rp35,26 juta, artinya mengalami pertumbuhan Rp15,26 juta alias 76,29 persen dalam kurun waktu tiga tahun, sangat menarik bukan?

Namun perlu diingat, contoh di atas hanya sebuah gambaran keuntungan jika berinvestasi di reksadana sejak tiga tahun lalu yang tentu tidak menjamin kinerja di masa yang akan datang. Untuk itu, investor perlu teliti dalam memilih produk yang paling sesuai dengan profil risikonya.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Sementara itu, reksadana campuran adalah reksadana yang mempunyai kebijakan untuk berinvestasi pada instrumen saham, obligasi dan pasar uang dengan komposisi masing-masing paling banyak 79 persen. Ketiga instrumen tersebut harus dimiliki oleh reksadana campuran pada saat yang bersamaan, artinya tidak boleh memiliki hanya dua dari ketiga instrumen tersebut.

Pada praktiknya, alokasi investasi reksadana campuran sangat beragam. Ada yang porsi investasi sahamnya lebih besar, ada yang memiliki porsi obligasi yang lebih besar, dan ada juga yang komposisinya berimbang.  Karena keragaman komposisi instrumen tersebut, investor harus mencermati terlebih dahulu porsi alokasi yang dipilih oleh Manajer Investasi, agar dapat menyesuaikan profil risiko investor dan reksa dana yang akan dipilih.

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Let's block ads! (Why?)


https://www.bareksa.com/id/text/2019/09/18/punya-dana-rp20-juta-mau-beli-iphone-11-pro-max-atau-investasi-reksadana/23186/news

2019-09-18 07:02:45Z
CBMifmh0dHBzOi8vd3d3LmJhcmVrc2EuY29tL2lkL3RleHQvMjAxOS8wOS8xOC9wdW55YS1kYW5hLXJwMjAtanV0YS1tYXUtYmVsaS1pcGhvbmUtMTEtcHJvLW1heC1hdGF1LWludmVzdGFzaS1yZWtzYWRhbmEvMjMxODYvbmV3c9IBfWh0dHA6Ly9hbXAuYmFyZWtzYS5jb20vaWQvdGV4dC8yMDE5LzA5LzE4L3B1bnlhLWRhbmEtcnAyMC1qdXRhLW1hdS1iZWxpLWlwaG9uZS0xMS1wcm8tbWF4LWF0YXUtaW52ZXN0YXNpLXJla3NhZGFuYS8yMzE4Ni9uZXdz

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Punya Dana Rp20 Juta, Mau Beli iPhone 11 Pro Max atau Investasi Reksadana? - Bareksa.com"

Post a Comment

Powered by Blogger.